Hai
teman-teman Taman Baca Mahardika, kita jumpa kembali di akhir pekan yang indah
untuk bermain bersama adik-adik Mahardika. Yuk kita intip mereka…
“Ayo sini semua, buat apa hari
ini?” tanya seorang kakak pendamping sambil membuka smartphone yang ditujukan
kepada adik-adik yang sedang berkumpul. Adik-adik melihat beraneka macam
gambar-gambar yang menghiasi layar barang kecil itu.
Beberapa saat kemudian adik Soni
mengarahkan fokusnya dan menunjuk sebuah gambar “Iku-iku mas, buat rumah burung
itu bagus mas.”
“Gimana semuanya, setuju membuat
rumah burungnya? Bahannya dari kardus
nanti. ” tanya si kakak pendamping kepada adik-adik lainnya.
“Iya mas, buat rumah burung.”
Jawab adik-adik semua.
“Ok, kita siapkan dulu
bahan-bahannya ya. Ayo beli kardus dan lem dulu di gang sebelah!” ajak si
kakak.
Kegiatan
kreasi akhir pekan itupun dimulai, diawali dari si kakak pendamping yang
membuat pola rumah burung dan memotongnya. Selanjutnya di ikuti oleh adik-adik
dengan tangkas dan cekatan dengan bantuan kakak pendamping. Ayok kita lihat
bagaimana adik-adik itu membuat rumah burung dari bahan kardus.
Adik-adik menunggu giliran untuk membuat pola rumah burung. |
Adik-adik mulai menggambar dengan
menduplikasi pola yang sudah dibuatkan si kakak. Nampak adik haris sudah
membuat pola dan memotong kardus untuk membuat lubang pintu rumah burung.
Adik-adik sedang serius membuat dan memotong pola rumah burungnya. |
Potong memotong, mengukur dan
merekatkan dengan lem menjadi sesuatu yang biasa bagi adik-adik. Membuat rumah
burung yang terlihat biasa ini pun tidak membutuhkan waktu yang lama bagi
mereka untuk menyelesaikannya.
Rumah burung adik-adik sudah hamper selesai. |
Namun
adik-adik ini tidak puas hanya membuat rumah burung seperti yang dicontohkan
oleh si kakak pendamping. Mereka berinisiatif sendiri dengan memberikan hiasan
pada karya mereka. Adik-adik itu melihat banyak tali hias yang tidak terpakai,
kemudian dengan imajinasi dan keinginan mereka membuat hiasan di setiap rumah
burung yang mereka buat masing-masing.
Tralaa begini jadinya rumah burung karya adik Mahardika. |
Namun tidak sampai disitu, karena
ada obrolan lagi bersama adik-adik.
“Mas, ini nanti diisi burung?”
tanya adik Fikri yang ikut berkarya bersama teman lainnya.
“Enggak bisa, ini kan pintunya
berlubang jadi kalau di isi burung nanti terbang burungnya. Jadi digantungin di
rumah sebagai hiasan yaa.” Jawab si kakak itu.
“Enggak ahh, aku mau beli burung
nanti!” elak adik Fikri setelah mendengar penejelasan si kakak.
“Loh, iya deh.” Si kakak hanya
bisa mengiyakan.
Setelah diperhatikan ternyata,
rumah burung buatan adik fikri berbeda dengan yang lainnya. Jikalau yang
lainnya pintunya dibuat berlubang, namun adik fikri membuat pintu sendiri yang
bisa ditutup loh. Dan setelah semuanya selesai dan mengambil foto bersama, adik
fikri pamit pergi ke teman-temannya.
“rekk, sek yaa aku mau beli
burung dulu.” Dengan berbekal uang 2000 rupiah adik fikri pergi ke depan gang
membeli burung.
Sehingga pada akhrinya keryanya
yang lengkap adalah milik adik fikri, karena bisa membuat sebuah karya agar
sesuai keinginan dan tujuan dari karyanya walaupun tidak sama dengan apa yang
di ajarkan. Kerenn! hehehe
Komentar
Posting Komentar